Pacar Baik = Pembohong

Pernah ada istilah seorang yang jujur bukanlah pacar yang baik. tetapi dia adalah pasangan hidup yang baik, benarkah?
Ketika penulis masih duduk di bangku SMP , sang guru bahasa indonesia selalu bercerita bahwa kalau pacaran itu yang manis-manis atau yang baik-baiknya saja yang ditunjukkan sedangkan yang jeleknya tidak, dan ketika sudah menikah semua kejelekannya beru kelihatan.
Saat kita sedang pacaran tentu kita akan berbuat yang terbaik untuk pasangan terutama saat kita kencan. Saat kita kencan, kita selalu modis dengan parfum semerbak, penampilan klinyis up to date bahkan kita membeli baju baru khusus buat kencan saat itu, ya biar di bilang bajunya ngak itu-itu saja, tetapi kalau cowok biasanya bajunya itu-itu saja, kalau ditanya alasannya “inilah baju yang paling aku suka“, padahal memang hanya baju itu yang dipunya :D , kalau anak kost biasanya minjam teman itu jadi pilihan (dulu teman sekost ukurannya big xl jadi gag kesamaian deh gonta-ganti baju :D).
Frekuensi bertemu seminggu sekali atau dua minggu sekali atau sebulan sekali ditambah jam bertemu mungkin hanya 4 jam sampai 6 jam tentu tidak mengetahui kesehariannya secara detail. Coba kita bayangkan (hanya mencoba membayangkan, maklum yang nulis juga belum merit, do’akan saja segera merid :D ) saat menjadi suami istri. Setiap jam, setiap hari bertemu. Dari mulai bangun sampai tidur lagi, dari mulai belum mandi sampai setelah mandi. sehingga tentu saja perilaku yang sebelumnya tidak diketahui akan ditemui. Jadi disini memang tidak ada maksud untuk menyembunyikan tetapi faktor bertemu yang semula hanya beberapa jam berubah menjadi 24 jam nonstop.
Dari semula bentuk fisik kini dalam hati. Dialah makhluk paling cantik dimata lelaki bernama wanita, saat dua orang memadu kasih rasa ingin tahu wanita akan seseorang yang special baginya sangatlah besar, sebuah pertanyaan yang acapkali ditanyakan pada pacar barunya adalah sang mantan.
apakah kamu masih mencintai mantanmu?”
Jika kita jawab “masih” akibatnya dia marah, tetapi ini jawaban jujur. kemudian jika kita jawab “tidak” dia senang tetapi ini jawaban bohong, serba sulit bukan kita para lelaki. Lah wanita sukanya dibohongin :D , tetapi jika kita melihat  potongan naskah novel Habibi&Ainun
masa lalumu adalah milikmu masa laluku adalah milikku
masa depan adalah milik kita
Mungkin cara penyampaian dan saling mengerti harus dimiliki oleh dua pasangan dan pak Habibi dan bu Ainun sepertinya sudah menemukan chemistrynya yang membuat iri semua pasangan.
Jawaban jujur dari pasangan kita memang menyakitkan tetapi apakah kita hanya ingin kesenagan sesaat tetapi pasangan kita membohongi hati nuraninya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar