Ngaca dulu! Harus!

 


 Pernah dengar lagu Christina Aguilera yang merupakan OST MULAN, Reflection? Bercerita tentang identitas seorang gadis yang sengaja disembunyikannya karena hal besar yang ditanggungnya. Suatu waktu ketika merenungi pilihan yang dijalaninya, ia bercermin melihat sosok diri, pantulan hidupnya yang telah banyak berubah. Kemarin, dan hari ini. Kemarin hanya menjadi gadis biasa, hari  ini ia menjadi prajurit menggantikan ayahnya. Dan cerita-cerita kehidupan Mulan kemudian benar-benar berubah.
Bercermin, mengapa  kita bercermin? Apakah perlu bercermin?
Sama halnya ketika kita bercermin mematut diri tiap hari untuk melihat raut wajah, atau penampilan kita, mengoreksi riasan, melengkapi busana yang kita pakai agar terlihat rapi dan sempurna, seperti itulah manfaat yang sama ketika kita bercermin merenungi hidup kita, tentunya sebagai evaluasi diri agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama,  bisa belajar meraih impian yang paling kita inginkan atau  kesuksesan jika pernah mendapatkannya. 

Lalu bagaimana caranya? Ada empat hal yang bisa dilakukan yaitu:

1. Membuat skala kemajuan, sejauh mana kesuksesan dan kegagalan kita dalam berbagai hal misal kesehatan, karir, finansial.
Progress dari skala harus terus menerus meningkat. Memang tak mudah. Kadangkala baru memulai saja malas, setelah memulai ada saja rintangan sampai  membuat kita bosan atau futur. Salah satu meminimalisir  kebosanan itu adalah menjaga keseimbangan skala kemajuan kita yang bisa dimulai  dengan mengkreatifkan diri dan mengkreasi progam-progam inovatif. Harapannya, kreasi bisa menstimulus kita untuk kembali ke jalan cita. 

2. Mengambil hikmah. Dalam perjalanan hidup pasti kita mengalami banyak hal dan bisa menjadi pelajaran untuk hari esok. Apapun jika kita mengalami kegagalan bisa menjadi pelajaran. Bagaimana dengan hikmah kesuksesan?sedikit  sekalipun pengalaman sukses harus kita hargai. Tergantung pada tingkat kepahaman kita, dan bagaimana kita memaknai kesuksesan itu. Harap dicatat, sukses bukan melulu kita bisa menaklukkan semua hal didunia, suksespun bisa kita dapat dengan bekal akhirat. Bahkan keduanyapun lebih baik.

3. Me-reframe pengalaman apapun, kejadian buruk yang terjadi di belakang dan diambil sisi positifnya. when you lost the game you lose the lesson

4. Belajar dari pengalaman sukses kita. Hal yang paling kecil sekalipun untuk memacu kita agar mendapat lebih dari yang kita capai sekarang.

Nah, Bagaimana jika setiap resolusi dan planning kita terus menerus mengalami kegagalan?
Kadang-kadang  kita sering over estimate pada rencana taun-taun kedepan tapi under estimate pada rencana-rencanadi  beberapa tahun dibelakang. Parahnya lagi  kita sering merasa puas dengan apa yang dicapai saat ini tanpa melakukan perbaikan-perbaikan. Maka Jawabannya hanya satu :Tak ada kata berhenti untuk belajar dan terus mencoba!
»»  READMORE...

Cowok, terlalu Ngotot ? "Tidak!"

“Apa yang kalian lakukan kalau gatal menyerang kulit ?”. pasti kebanyakan, akan menggaruknya sampai rasa gatal itu hilang. “Kalau masih tidak hilang ?”. Garuk lagi. “Muncul lagi ?”. Garuk terus. Pokoknya rasa gatal itu harus hilang tanpa jejak. Entah nanti kulit jadi terkelupas atau bahkan sampai berdarah pun, tak perduli.
Egois banget nggak sih cowok yang mengejar cewek kayak garuk kulit ketika gatal ?. Hehe. Udah jelas si cewek bilang tidak mau pacaran, masih aja dirayu untuk bisa dijadiin pacar. Si cewek udah ogah bales sms masih aja dikirimin sms. Apa nggak mikir kalau si cewek bakal tambah ilfill kayak kulit yang terkelupas atau bahkan sampai jengkel setengah mati kayak kulit keluar darah ketika digaruk. Huuuft…!
“Tapi itu sebuah perjuangan bro !”. perjuangan bagaimana yang dimaksut ?. “Perjuangan untuk mendapatkan cintanya”. Cinta siapa yang mau diperjuangkan untuk didapatkan ?. “yah cintanya si cewek itulah !”. Dia tidak mau pacaran. “Pokoknya berjuang dulu”.
Bego banget sih, masih maksain kehendak yang jauh dari harapan. Kalau mau berjuang itu, seharusnya ngejuangin sesuatu yang belum jelas supaya jadi jelas. Kayak berjuang untuk kemerdekaan. Itu kan jelas tidak jelas. Kalau sudah jelas mau merdeka, ngapain diperjuangin. Tinggal tunggu waktu aja sudah beres. Udah tau President jelas-jelas keblinger mau naikin harga BBM, masih aja teriak-teriak supaya tidak dinaikin. Hasilnya nihil juga kan !. hadduuuh… kasian.
Kalau mengaku sebagai laki-laki tidak seharunya lah mengejar cewek yang sudah pasti tidak mau dipacari. Toh masih banyak juga cewek yang mungkin bisa dan mau jadi pacar. Bukannya perbandingan antara cowok dan cewek udah masyhur.

Cara ngilangin gatal juga tidak hanya dengan menggaruk sampai mloncot saja kan ?. masih banyak alternative lain yang bisa dilakukan. Dengan minyak tawon, atau bahkan tidak menghiraukannya. Toh nanti juga hilang dengan sendirinya. Begitu juga dengan cewek. Tidak hanya cewek yang diincer saja kan yang hidup di muka bumi ini. Masih beribu-ribu jenis dan karakter. Emang kurang kerjaan, maksa cewek yang memang nggak mau pacaran.

Atau mending nggak usah cari pacar, kalau cuma dibuat punya-punyaan. Kayak gatal, juga nggak selalu datang kan ?. hehe. Kalau mau ada yang merhatiin, yah perhatiin dulu diri sendiri. Sudah tertib mandi tiga kali sehari belum ?. kalau belum yah jangan ngotot cari cewek yang nggak mau donk. Kalau sudah yaaah, tunggu ajaa. Kayak nunggu BBM yang dah pasti naik meski digemborin.
Bukan tidak bangga sebagai cowok, tapi malu kalau terlalu ngotot ke cewek. Mending ngotot jadiin diri hebat. Entah dengan cara gaya, pintar, sok cool, atau apalah yang penting bisa menaruh bintang di mata cewek kalau lagi ngliat kita. Kalau sudah bisa gitu, ntar juga akan dapet bintang tiga, kayak di game angry bird.

Intinya jangan terlalu ngotot lah ama yang namanya cewek. Kalau memang sudah ada jatah juga bakal datang sendiri. Apalagi cewek yang memang tidak ada kata pacaran dalam kamus hidupnya. Itu kan sama halnya dengan mengejar pucuk dunia. Mending ngejuangin yang memang jelas sudah ada sinyal suka, dari pada mengemis cinta. Hadduuuh… kasian amat !
»»  READMORE...

Pilihan dan Keputusan

Variasi pilihan dalam hidup ini tak jarang membuat bingung. Aku tak selalu dapat mengambil keputusan. Kadang pilihan yang kuambil tidak tepat. Banyak airmata yang turun, setiapkali aku mengambil keputusan yang kurang tepat. Semua menyadarkanku bahwa aku membutuhkan TUHAN, memberi aku bijaksana memilih melakukan yang benar, berapapun harga yang harus kubayar.

Pernah kukatakan pada seorang teman, untuk setiap keputusan, selalu ada harga yang harus dibayar. Bila aku ingin minum kopi, dengan suasana santai yang menyenangkan di STARBUCK misalnya, biaya yang kukeluarkan mungkin lebih dari 50 ribu. Bila ingin yang murah meriah, cukup sebungkus coffee mix, kubuat di kost atau asrama hanya 2000 rupiah barangkali. Itu baru soal minuman. Memilih pekerjaan atau pelayanan juga tak luput dari pengambilan keputusan.
Bahkan, berbicara tentang masalah kita pada orang lainpun merupakan pilihan. Aku sering membuat keputusan keliru. Tak jarang memilih hal yang salah. Karena emosi, tekanan dan tak jarang kebingungan. Aku belajar dari setiap keputusan dan pilihan yang salah. Aku hanya bergantung pada TUHAN, bahkan saat aku mengambil pilihan yang keliru, agar aku berani memperbaiki kesalahanku. Thanks GOD, for guiding me,…
»»  READMORE...

Andai sudah kutahu 20 Tahun yang lalu …

Ini bukan artikel untuk menasehati, apalagi menggurui.  Semakin bertambah umur dan sering dimintai pendapat oleh orang orang terdekat dan para sahabat,  membuat saya berpikir bahwa pada dasarnya manusia dewasa tidak butuh dinasehati. Jauh di dalam lubuk hati terdalam, sebagai manusia dewasa kita sebenarnya  sudah tahu apa yang benar dan apa yang tidak pantas untuk dilakukan.
Ketika meminta nasehat atau pendapat, sejujurnya sebagian besar kita menginginkan validasi atas kehendak dan keinginan kita sendiri.  Manusia  mencari pembenaran diri  lewat pendapat dan nasehat orang lain untuk membenarkan keputusan yang diambil. Bagaimanapun juga manusia  sebagai makhluk sosial akan merasa  lebih nyaman ketika alasan atau keputusan yang diambil dapat  diterima  dan  dipahami oleh sebagian besar orang lain, terutama  oleh mereka yang dekat.

Seiring dengan pertambahan usia, saya sendiri merasakan bahwa  dulu saya sering merasa benar dan pintar. Padahal justru disitulah kebodohan saya.  Banyak waktu dan energi  yang terbuang percuma ketika saya  masih berproses mencari kenyamanan dengan diri sendiri karena mengurusi hal remeh temeh yang sebenarnya tidak penting, dan tidak membawa pengaruh positif dalam hidup saya.
Well, that’s life. Bagaimanapun juga melakukan kesalahan adalah  bagian dari keseluruhan proses  yang membawa kita berada pada titik sekarang ini dan menjadi diri  kita sepenuhnya seperti sekarang.  Masa muda merupakan masa belajar dan melakukan kesalahan.  Keliru adalah lumrah. Itulah mengapa sering masa muda disebut sebagai  masa uji coba, dimana kesalahan terjadi sebelum menemukan yang benar dan yang terbaik bagi diri sendiri.

Dibawah ini adalah hal hal yang sebenarnya perlu saya ketahui sejak 20 tahun lalu, namun karena sifat dan jiwa muda yang sering kerasa kepala, banyak pelajaran hidup yang akhirnya memakan waktu lebih lama untuk dipelajari.  Saya ingin membagikan ini dengan para pembaca, bukan karena saya lebih pandai ataupun bijaksana, tapi saya berpikir seandainya ada yang memberitahukan ini kepada saya 20 tahun lalu, maka ada banyak waktu yang tidak perlu  terbuang , dan akan lebih sedikit sakit kepala yang saya alami.
 
Andaikan ini sudah kutahu  sejak 20 tahun yang lalu ;
1.  Manusia tidak dapat mengubah manusia lain. Merupakan hal yang bodoh ketika kita berpikir bahwa karena kita menasehati maupun memberitahukan  dengan penuh semangat, maka orang lain akan berubah sesuai dengan apa yang kita ingini.
Seseorang bisa berubah hanya  ketika dirinya  menginginkan untuk berubah. Hanya dengan bantuan Tuhan dan dengan ketekunan tinggi, maka sifat seseorang bisa dirubah.
Lalu apakah kita sebagai sahabat atau keluarga tidak ada gunanya menasehati ? Nasehat hanya berguna untuk membantu seseorang ketika niat untuk berubah itu sudah dimulai dari diri orang itu sendiri, dan dalam proses perubahannya,  nasehat maupun pandangan kita berguna sebagai pemberi  semangat dan  petunjuk tambahan.

2.  Agama bukan untuk diperdebatkan. Hakekatnya agama adalah panggilan hati dan jiwa yang diberikan Tuhan kepada masing masing manusia untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, dan dalam prosesnya kita berbuat baik kepada orang lain sebagai sesama ciptaan Tuhan.
Berdebat atau membicarakan agama, hanya membuang banyak energi dan waktu.  Belum terhitung  banyak perkelahian dan debat tanpa ujung pangkal yang pada akhirnya hanya membawa lebih banyak sakit hati, dendam dan kebencian.
Coba kita renungkan satu fakta ini : Ada berapa orang yang berubah pikiran setelah agama ataupun kepercayaannya dikritisi atau ditentang ?. Jawabannya tidak ada.  Paling tidak saya belum pernah bertemu dengan orang yang berubah pikiran mengenai agamanya setelah dikritik atau diserang orang lain.
Agama adalah sesuatu yang absolut, tidak dapat diganggu gugat.  Hidup ini akan jauh lebih mudah dan indah ketika kita sebagai sesama manusia beragama, saling menghormati dan menghargai dengan satu pikiran sederhana :Sebagaimana saya begitu mencintai dan menghormati Tuhan dan agama saya, begitu juga  sesama saya yang lain, meskipun berbeda caranya.
Agama bukan sesuatu yang digembar gemborkan keluar untuk dinilai orang lain agar kita merasa lebih benar.  Hemat saya, agama merupakan peraturan kedalam bagi diri sendiri, mensyukuri kehidupan yang sudah diberikan Tuhan, dan sebagai rasa syukur, maka kita menjalani hidup ini sambil membawa sebanyak mungkin kebaikan dimanapun kita berada.

3.  Tidak seorangpun bisa membahagiakan kita, kecuali diri kita sendiri. Hidup bahagia adalah keputusan pribadi. Tidak seorangpun bisa kita embankan kewajiban untuk membahagiakan kita, meskipun itu adalah pasangan hidup kita sendiri.  Bahagia itu dari dalam hati, dan bukan bergantung kepada materi  yang kita miliki maupun situasi disekitar kita.
Saya banyak berteman dan melihat orang yang memiliki banyak uang, banyak barang mewah, rumah dan villa dimana mana, berparas  cantik, memiliki pasangan hidup dan keluarga, namun toh tidak bahagia juga. Selalu saja ada yang salah, ada yang kurang, ada  saja yang tidak sesuai dengan kehendaknya.
Bahagia itu sekarang. Bukan ketika kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan baru bisa berbahagia. Manusia tidak lepas dari keinginan hati yang tidak pernah selesai.  Selalu memiliki  mimpi untuk dikejar dan diupayakan untuk diwujudkan.
Tidak ada yang salah dengan bermimpi dan memiliki keinginan. Namun kebahagiaan itu bukan terletak pada sesuatu atau seseorang yang harus dimiliki baru kita bisa berbahagia. Kebahagiaan itu  sudah ada dalam hidup ini, sudah lama tersimpan di dalam hati dan jiwa masing masing. Keputusan untuk menggunakannya sepenuhnya tergantung kepada diri kita sendiri. 

Bahagia itu mensyukuri bahwa kita sudah diberikan kehidupan dan kesempatan dilahirkan dan menikmati segala keagungan ciptaan Tuhan.  Segala usaha dan proses  mewujudkan keinginan, mimpi dan cita cita  demi perkembangan diri, adalah proses menjalani kehidupan sesuai dengan pilihan kita sendiri.
Now is the best time to be happy, because we have this gift called LIFE.
»»  READMORE...

Pudarnya Rasa Empati

Miris memang ketika saya membaca kalimat di atas yang saya buat sebagai judul tulisan ini. Bagaimana tidak ? dalam sebuah studi yang dipublikasikan secara online pada Jurnal Psychological Science edisi 25 Oktober 2010 ditemukan bahwa orang miskin yang mempunyai rasa empati lebih baik daripada orang kaya yang tidak mempunyai rasa empati. Uang tidak akan bisa membeli kebahagiaan dan status sosial seseorang.
Orang-orang dengan status sosial ekonomi tinggi (atau orang yang menganggap dirinya lebih baik) cenderung mempunyai emosi yang buruk dan mudah menghakimi orang lain baik pada saat melihat foto-foto dan berinteraksi dengan orang.
Dalam penelitian Michael Kraus, seorang peneliti postdoctoral dalam bidang psikologi di University of California, San Francisco, menemukan bahwa orang miskin lebih murah hati dengan hartanya dibandingkan dengan orang kaya. Empati orang miskin yang lebih besar itulah yang bisa menjadi akar dalam berbuat amal.


Pada saat ini Kraus dan rekan-rekannya tertarik untuk menemukan cara mempengaruhi tingkat empati rakyat. Kraus mengatakan bahwa menjadi empati merupakan salah satu langkah pertama untuk membantu orang lain.
Sekarang apakah rasa empati itu masih ada pada diri kita ? Atau penelitian Kraus ini benar - benar terbukti pada diri kita ?
Astaghfirullahaladzim.. jangan sampai kita kehilangan rasa empati kita, dan mudah - mudahan Allah tetap memeliharanya pada hati kita sampai akhir hayat. Amiin…..
Hal pertama yang benar-benar menarik perhatian adalah apakah kita bisa membuat orang menjadi kaya. Orang kaya dengan kemampuan besar untuk memberi dan memiliki rasa empati.
»»  READMORE...

Caci-Maki itu telah jadi ‘Makanan’ Sehari-hari

Atas nama kebebasan dan berlindung di balik identitas palsu, lalu sebebas-bebasnya melontarkan cacian, makian, dan hinaan di dunia maya. Sungguh menjadikan kita manusia yang hidup dalam kebablasan dan kehilangan kesejatian sebagai manusia. Apakah karena kita sebagai pelakunya hanyalah manusia palsu?

Ada fenomena menarik dalam hidup kekinian di dunia lain. Dunia yang bernama dunia maya. Dimana orang-orang bisa memiliki kehidupan tersendiri. Hidup dengan watak sesungguhnya atau hidup dengan kepribadian berbeda sebatas kata-kata.

Hanya hidup di dunia nyata tanpa terjun menelusuri dunia maya rasanya ada sesuatu yang kurang afdol. Sekarang dari anak-anak sampai kakek-nenek pun tak mau ketinggalan untuk ambil bagian. Demi tuntutan atau gaya hidup. Apalagi yang remaja.

Dengan adanya penciptaan dunia maya oleh maya, harus diakui faedahnya yang luar biasa bagi kemajuan dan peradaban.
Namun yang memprihatinkan dengan adanya dunia maya telah lahir kejahatan dan penyesatan.
Di mana di dunia maya kita bisa dengan mudah berlindung di balik identitas palsu. Menyamarkan keberadaan, sehingga memberi peluang untuk berbuat semauanya. Membebaskan melakukan sesuatu tanpa batas.

Salah satunya adalah dengan tanpa beban melontarkan caci-maki yang sambung menyambung.
Gara-gara idola berbeda. Para fans mati-matian membela idola dengan saling melempar cacian, makian, dan hinaan seperti membuang ludah di pinggir jalan.
Demi membela klub sepak bola yang berdua, kedua pihak rela mengeluarkan kata-kata kotor sampai bawa-bawa alat vital. Tak ketinggalan nama hewan disematkan.

Karena keyakinan berbeda saling melontarkan kata-kata kebencian. Menghujat nabi masing-masing dan melecehkan keyakinan. Di dunia maya sudah dianggap hal biasa dan seperti bukan hal yang berdosa.
Setiap hari bila berselancar mengelilingi jagat maya. Kata-kata cacian dan makian akan mudah ditemukan. Bertebaran bagai sampah yang menjijikan.

Mengerikan. Bahwa kebebasan atas pikiran dan kata-kata yang dimiliki sejatinya dipelihara untuk kebaikan dan kemanfaatan. Dengan mudah digunakan untuk membakar kebencian dan menciptakan permusuhan.
Entah keuntungan apa yang didapat, sehingga caci-maki dipelihara. Demikian bergairahnya mengetikan kata demi kata kata-kata sambil tersenyum puas. Merasakan yang dicaci gelagapan dan kehilangan muka, senangnya minta ampun.

Ya ampun, sampai segitunya? Dunia maya gitu loh! Maya tapi dapat menghasilkan kerugian yang nyata.
»»  READMORE...

Hujan dan Maknanya


Yah, kalau berbicara tentang hujan kebanyakan orang pasti terlena, terdiam bahkan mungkin karena ribuan dan tidak terbatasnya air yang jatuh dari langit ini. Sebagian ada yang berteduh karenanya, ada yang minum kopi hangat dengan gorengannya sambil menghisap rokok, ada juga yang nekat untuk basah-basahan dengannya. Memang banyak refleksi dari air hujan ini. Sangat-sangat sulit menangkapnya dengan sekejap mata saja. Saya sendiri sangat suka sekali dengan hujan. Hujan lebih dari air yang jatuh dari langit dan kemudian mengalir begitu saja. Bagi saya, hujan memberikan makna lebih. Salah satu yang membuat saya terpukau dengan hujan adalah, dimana ketika hujan, ada sebuah anomali tersendiri dimana, pikiran menjadi lebih dingin, hati senyap, inspirasi ini muncul ketika hujan datang. Hal ini pernah saya alami ketika ujian, dan tidak sama sekali mengerti apa yang ingin saya tulis di lembar jawaban ujian, entah mengapa, hujan datang di waktu ujian, dan sekejap, pikiran, otak, dan hati ini seakan encer sekali layaknya es yang mencair karena suhu 200 derajat.hahaha *emang ada?* :P Itu saja yang ingin saya ceritakan tentang hujan. Bagi saya intinya, hujan bukanlah air yang jatuh begitu saja. Ada makna yang lebih mendalam dari air itu.
»»  READMORE...

Bilang Saja Begitu

Selalu saja begitu. memikirkan orang. padahal belum tentu orang itu memikirkan kita. mengkhawatirkan orang padahal orang itu belum tentu mengkhawatirkan kita. entah dia lagi hepi-hepi. jalan-jalan. atau nonton film komedi sambil cekikikan hingga giginya rontok.selalu saja begitu.. memberi kesan jahat. kesan cuek. seakan membunuh karakter si antah berantah. bisa saja dia lagi tertawa terbahak-bahak membaca status atau twit kita. memberi sedikit respek seolah-olah menciptakan kesan misterius padahal pandangan tak lepas dari profil kita. bisa jadi..bisa jadi juga saya menulis ini karena kadar kegeeran saya tinggi sekali. merasa diperhatikan padahal melongok atau melihat kabar saja tidak. semua bisa jadi..

Lucu.. sangat lucu. menertawakan diriku sendiri. kebodohanku sendiri. hahahaha kalau ada yang menonton mungkin ini sudah jadi komedi paling lawak. soal hati bisa jadi soal intelejensi. memang, soal begitu membodohkan. bahkan menaruh akal dibelakang akal. mencoba realistis saja payah. apalagi membagi mana yang bisa dipercaya dan yang tidak? semua bisa jadi.. bisa jadi sekarang dia tidur enak sedangkan kau gelisah karena tak dapat kabar. atau bisa jadi dia sedang makan berdua dan kau misuh-misuh gak mau makan. bisa jadi dia sedang jalan-jalan dengan pasangannya dan kau tidak mau keluar kamar. semua bisa jadi. kadang otak perlu diselaraskan.
»»  READMORE...

Hidupmu Itu Kisah Seru


Kisah apa yang paling menarik yang kita pernah dengar? Cerita orang-orang yang bisa sukses luar biasa, kisah perjuangan, sejarah, atau mungkin sebuah dongeng. Bisa jadi sebuah kisah film, novel atau kisah hidup seseorang. Apakah kita menyukai kisah-kisah ala Cinderella, Harry potter, atau ala anime seperti Naruto? Atau bisa jadi kisah-kisah romantic, komedi, drama….

Sebagai seseorang yang tidak terlalu pandai bercerita aku lebih memilih mendengarkan atau membaca cerita orang lain. Sepertinya cerita-cerita mereka lebih menarik, lebih menyenangkan, lebih seru.

Namun terkadang efek negative mendengarkan cerita seseorang dan kita terlalu minder bercerita adalah IRI. Aku malah terjebak membanding-bandingkan diriku dengan orang lain. Membanding-bandingkan diriku dengan mereka. Anehnya aku bahkan bisa saja iri dengan kisah sedih mereka. Jadi mendadak galau. Hidup mereka hebat ya, wah dia lucu sekali ya, ehmmm ceritanya gokil banget. Ajaib ya… kamu beruntung ya!

Suka baca status teman di Facebook? Kalau iya, ini bisa membuat kita mendadak jadi tidak bahagia. Seseorang membuat status lagi liburan sedangkan kita hari itu harus bekerja. Ada yang membuat status lagi makan di restoran sedangkan kita lagi miskin di akhir bulan. Ada yang membuat status lagi bahagia dapat kekasih hati sedangkan kita jomblo sejati. Apalagi kalau sudah iseng buka foto-foto teman-teman. Hidup mereka sepertinya lebih bahagia, lebih enak, lebih mudah dan juga lebih menyenangkan.


Kalau sekedar iri sekilas mungkin tidak apa-apa. Bagaimana jika sampai membuat kita jadi tidak bersemangat bekerja, membuat kita jadi pesimis, membuat kita menjadi minder atau merasa tidak cukup baik. Sehingga kita membuat status tergalau sejagad raya “Bolehkah aku membenci hidupku?” atau “Aku benci hidupku”.

Untungnya aku tidak pernah melakukannya. Walau terkadang pernah sempat mengalaminya. Iya, kita membenci hidup kita sendiri. Seakan-akan kita tidak punya tujuan, tidak tahu harus kemana, tidak tahu harus menjadi apa, bingung memilih menjalani hidup ini harus bagaimana. Sedangkan orang di luar kita sepertinya lebih bahagia, lebih bersemangat, tanpa beban dan bisa menjadi diri mereka sendiri.


Aku pernah terjebak cukup lama dalam rasa iri, merasa tak cukup baik, membenci hidup ini.

Membenci hidup ini karena aku terjebak dalam pekerjaan yang menyebalkan, menuduh tidak ada yang memahamiku, ingin kuliah tapi tidak ada waktu dan biaya. Hiduku terasa lamban dan membosankan. Beban seperti bertambah-tambah. Tidak ada kemajuan. Lalu aku menunggu dan menunggu berharap hidup mencintaiku, berharap seseorang akan datang dan bisa memahamiku apa adanya, berharap seseorang datang menawarkanku pekerjaan yang bisa membuat aku mungkin bisa sukses, menunggu keajaiban seseorang menawarkan beasiswa dan aku bisa sekolah gratis. Dan syukurnya hal semudah itu tak pernah terjadi.

Bagaimana mungkin hidup mencintai kita tapi kita malah membencinya? Apa dengan membencinya kita bisa bahagia atau kita malah terbiasa berpura-pura menjadi korban dan orang-orang di luar sana adalah penjahatnya. Seberapa sering kita buta dengan anugerah yang Tuhan berikan untuk kita dan menginginkan anugerah yang diberikan kepada orang lain.


Aku suka sekali dapat tips dari penulis novel gokil favoritku di blognya. Hidupmu itu kisah seru katanya. Haa masa sih? Perasaan biasa aja. Tapi kalau mau jadi penulis kita bakal belajar untuk menjadi pengamat dan menemukan sudut-sudut pandang yang tidak biasa. Seru banget mencari sudut pandang yang berbeda-beda dari segala sesuatu yang terjadi mulai dari kekurangan, kelebihan, sisi positif dan negativenya, mencari hikmah dari segala sesuatu, atau pun keunikan-keunikannya.

Syukurnya iri di hatiku ini mudah terdeteksi. Aku mengakuinya dan aku ingin mengganti iri hati ini dengan kesyukuran. Gara-gara tips itu aku jadi iseng mencari hal-hal yang baik pernah terjadi, mencari keunikan-keunikan orang-orang yang pernah aku temui, menghitung-hitung semua hal yang diberikan Tuhan untukku.


Ternyata benar hidup kita itu benar-benar kita seru. Hanya perlu merangkul hidup kita sebaik-baiknya. Cerita orang lain, kesuksesannya atau pun kegagalannya bukan untuk kita iri kan, tapi buat kita belajar, menjadi inspirasi dan menjadi suatu motivasi menjadi lebih baik.

Aku kurang nyaman membaca status seorang teman yang membenci hidupnya. aku tak tahu kehidupan seperti apa atau beban apa yang sedang ditanggungnya tapi bila kita membenci hidup ini kita akan menarik kesedihan, menarik keluhan, tak bisa menghargai kebaikan apa pun yang kita terima, menarik para penjahat dan para pengkhianat di dalam hidup kita.


Mulai dari hari ini yuk cintai hidup kita. HIDUP KITA ITU KISAH SERU LO… BENERAN DEH… kita gak perlu menjadi atau hidup seperti orang lain. Temukan kebahagiaan kita dari hal-hal yang sederhana, mungkin dengan menikmati secangkir kopi di minggu pagi, tidur seharian, berenang, nonton film seru (yang penuh desahan dan teriakan *stttttt jangan porno yak), membaca buku, nulis, atau apa pun yang kita senangi (tapi yang positifnya chuy….). Apa pun yang bisa buat kita bahagia lakuin aja.


Mulai saat ini nekat aja menyukai hidup kita apa adanya. Rasanya kita mungkin tak akan pernah cukup bangkrut, cukup sakit, cukup jelek, cukup bodoh, cukup gagal hanya untuk membuat kita bahagia. Menulis kisahkisah seru yang pernah ada dalam hidup ini. atau mungkin kita punya orang tua yang tak peduli, dikhianati seseorang, atau dilukai orang-orang yang kita penjahat di luar sana. Lepaskan mereka yang tinggal gratis dan mengganggu pikiran kita. Mungkin kemarahan bisa membuat kita bertahan hidup, tapi keyakinan juga bisa kata Kurt Wagner di film X-Men 2 (korban film dikit)


Yakin deh saat kita nekat menyukai hidup dan diri kita apa adanya, kita menarik orang-orang baik yang akan menyukai kita apa adanya, menemukan seseorang yang punya hobi yang sama dengan kita, terkadang bahkan bila kita benar-benar mencintai hidup ini hari-hari akan seperti keajaiban. Tak ada siapa pun yang akan melukai kita, toh tak masalah karena kita selalu memilih untuk ceria dan bahagia. Seperti Kurt Wagner yang mengerikan itu, keyakinan juga bisa. Tapi Keyakinan Butuh Syukur Dan Kesabaran.

»»  READMORE...

"Kancing Baju Atasmu Terlepas"

Menyesal sekali aku bila ingat hal itu. Entah perasaan apa yang berkecamuk dalam hati. Nafsu yang segera dipadamkan demi citra diri, atau sengaja berdiam seolah tak mengerti. Ketika mengobrol dengan teman wanita. Saya begitu menghormatinya sebagai wanita dari ibu seorang anak yang menjadi teman kelas anakku. Perbincangan yang lugas dan penuh canda tawa di sela waktu kelas bubar. Maaf kancing baju bagian atasnya lepas satu. Meski tidak berdampak berlebih terhadap apa yang terpandang namun membuatku jadi rikuh. Bila geraknya berlebih, tentu pergerakan itu membuyarkan konsentrasiku dalam bercakap, meski saya yakin benar beliau tak akan bisa mencerna kegugupanku yang selalu tersembunyi oleh selera humorku.

Di situlah perdebatan batinku berulang terjadi. “ Kasih tahu itu, jangan kau biarkan kasihan dia.., itu bagian dari bagian engkau berbuat baik, lindungi dia dari tatapan-tatapan penuh kesumat itu, matamu cukup culas untuk bermain dalam sudut sempit, itu kesempatan bagimu untuk menjadi pria terjujur bahwa engkau menolak menjadi manusia berotak kotor.” Bagitu suara hatiku. Menjadi pahlawan yang melindungi aib wanita. Namun niat itu buru-buru padam oleh suara hati yang satunya.


“ Biarkan saja, jangan sok alim, nikmati saja.. kau tak salah, bukankah hal itu bukan ulahmu? Nasehatmu bisa jadi bumerang, bila ternyata ia merespon berbeda atas kebaikan yang kau tebar, bisa saja ia menuduh kau telah mencuri pandang bahkan telah menikmati lebih lama. Berdiam saja, itu lebih baik daripada engkau terpojok dalam hal ini…” jujur percakapan kami kerap tidak nyambung. Aku lebih sering gugup dan berdebat sendirian. Bila ternyata perbincangan itu tak kumengerti, aku memintanya untuk mengulang. Atau cukup dengan merespon ucapan-ucapannya dengan senyuman. Namun bila ia mendadak terdiam, aku kebingungan untuk mencari bahan obrolan.


“ Kau lelaki kurang ajar ya? dimana tata nilaimu? Kau habiskan waktumu untuk berbuat baik. Padahal jika engkau memilih detik detik diawal setelah kau menyadari ketidakberesan itu, kau terselamatkan dari zina mata, cepatlah kau bertindak..meskipun itu beresiko, itu lebih membuatmu bermartabat..!” bisikan itu datang lagi. Sepertinya aku harus secepatnya mendengarkan suara hati suci ini. ini suara hati terdalam tanpa ada bumbu-bumbu lain. Tapi, belum sempat bibir ini berucap, sudah terngiang lagi bisikan versi dua.


“ Ah, tolol sekali kau! Muka kamu saja yang sering kau tampakkan bersahaja dan agamis, namun matamu sering jelalatan. Kau pikir dengan nasehat itu kau merasa menjadi manusia suci? Ingat, matamu itu belum terjaga benar, kau ingin nampak menjadi suci dengan kebaikan macam itu? ah, seperti nya kau ini pahlawan kesiangan. Lebih baik kau tinggalkan wanita itu, tak perlu kau membahas hal itu. tak penting!”


Aku benar-benar tak bisa memilih suara mana yang meski aku turuti. “ Bertindaklah, meski itu pahit akibatnya, jika itu kebenaran, lakukan! Lakukan!” begitu pangkas kata hati satunya yang merasa geram dengan bisikan yang lain. “ Maaf mbak,,, kancing bajunya..terlepas..” Ucapku pelan sambil membuang pandangan. Ia nampak kaget dan gugup namun segera berbenah dengan cepat. Saya benar-benar nerveous. Hingga beberapa detik tak ada obrolan. Mukanya nampak memerah sambil mengulum senyum yang tak bisa kuartikan.


“ Nah sudah bubar itu mbak…?” ucapku. Iapun mengganguk dan segera bangkit menyambut buah hatinya. Sejak saat itu, kami jarang ngobrol. Bila ketemu ia hanya tersenyum lalu berlalu. Momen kecil itu mungkin selalu muncul saat perjumapaan-perjumpaan kami. Entahlah, apakah aku salah atas semua itu? dan apakah ia menaruh dendam atas sikapku yang terlalu berani itu? Aku belum tahu, dan benar-benar tak ingin tahu…


»»  READMORE...