Hidupmu Itu Kisah Seru


Kisah apa yang paling menarik yang kita pernah dengar? Cerita orang-orang yang bisa sukses luar biasa, kisah perjuangan, sejarah, atau mungkin sebuah dongeng. Bisa jadi sebuah kisah film, novel atau kisah hidup seseorang. Apakah kita menyukai kisah-kisah ala Cinderella, Harry potter, atau ala anime seperti Naruto? Atau bisa jadi kisah-kisah romantic, komedi, drama….

Sebagai seseorang yang tidak terlalu pandai bercerita aku lebih memilih mendengarkan atau membaca cerita orang lain. Sepertinya cerita-cerita mereka lebih menarik, lebih menyenangkan, lebih seru.

Namun terkadang efek negative mendengarkan cerita seseorang dan kita terlalu minder bercerita adalah IRI. Aku malah terjebak membanding-bandingkan diriku dengan orang lain. Membanding-bandingkan diriku dengan mereka. Anehnya aku bahkan bisa saja iri dengan kisah sedih mereka. Jadi mendadak galau. Hidup mereka hebat ya, wah dia lucu sekali ya, ehmmm ceritanya gokil banget. Ajaib ya… kamu beruntung ya!

Suka baca status teman di Facebook? Kalau iya, ini bisa membuat kita mendadak jadi tidak bahagia. Seseorang membuat status lagi liburan sedangkan kita hari itu harus bekerja. Ada yang membuat status lagi makan di restoran sedangkan kita lagi miskin di akhir bulan. Ada yang membuat status lagi bahagia dapat kekasih hati sedangkan kita jomblo sejati. Apalagi kalau sudah iseng buka foto-foto teman-teman. Hidup mereka sepertinya lebih bahagia, lebih enak, lebih mudah dan juga lebih menyenangkan.


Kalau sekedar iri sekilas mungkin tidak apa-apa. Bagaimana jika sampai membuat kita jadi tidak bersemangat bekerja, membuat kita jadi pesimis, membuat kita menjadi minder atau merasa tidak cukup baik. Sehingga kita membuat status tergalau sejagad raya “Bolehkah aku membenci hidupku?” atau “Aku benci hidupku”.

Untungnya aku tidak pernah melakukannya. Walau terkadang pernah sempat mengalaminya. Iya, kita membenci hidup kita sendiri. Seakan-akan kita tidak punya tujuan, tidak tahu harus kemana, tidak tahu harus menjadi apa, bingung memilih menjalani hidup ini harus bagaimana. Sedangkan orang di luar kita sepertinya lebih bahagia, lebih bersemangat, tanpa beban dan bisa menjadi diri mereka sendiri.


Aku pernah terjebak cukup lama dalam rasa iri, merasa tak cukup baik, membenci hidup ini.

Membenci hidup ini karena aku terjebak dalam pekerjaan yang menyebalkan, menuduh tidak ada yang memahamiku, ingin kuliah tapi tidak ada waktu dan biaya. Hiduku terasa lamban dan membosankan. Beban seperti bertambah-tambah. Tidak ada kemajuan. Lalu aku menunggu dan menunggu berharap hidup mencintaiku, berharap seseorang akan datang dan bisa memahamiku apa adanya, berharap seseorang datang menawarkanku pekerjaan yang bisa membuat aku mungkin bisa sukses, menunggu keajaiban seseorang menawarkan beasiswa dan aku bisa sekolah gratis. Dan syukurnya hal semudah itu tak pernah terjadi.

Bagaimana mungkin hidup mencintai kita tapi kita malah membencinya? Apa dengan membencinya kita bisa bahagia atau kita malah terbiasa berpura-pura menjadi korban dan orang-orang di luar sana adalah penjahatnya. Seberapa sering kita buta dengan anugerah yang Tuhan berikan untuk kita dan menginginkan anugerah yang diberikan kepada orang lain.


Aku suka sekali dapat tips dari penulis novel gokil favoritku di blognya. Hidupmu itu kisah seru katanya. Haa masa sih? Perasaan biasa aja. Tapi kalau mau jadi penulis kita bakal belajar untuk menjadi pengamat dan menemukan sudut-sudut pandang yang tidak biasa. Seru banget mencari sudut pandang yang berbeda-beda dari segala sesuatu yang terjadi mulai dari kekurangan, kelebihan, sisi positif dan negativenya, mencari hikmah dari segala sesuatu, atau pun keunikan-keunikannya.

Syukurnya iri di hatiku ini mudah terdeteksi. Aku mengakuinya dan aku ingin mengganti iri hati ini dengan kesyukuran. Gara-gara tips itu aku jadi iseng mencari hal-hal yang baik pernah terjadi, mencari keunikan-keunikan orang-orang yang pernah aku temui, menghitung-hitung semua hal yang diberikan Tuhan untukku.


Ternyata benar hidup kita itu benar-benar kita seru. Hanya perlu merangkul hidup kita sebaik-baiknya. Cerita orang lain, kesuksesannya atau pun kegagalannya bukan untuk kita iri kan, tapi buat kita belajar, menjadi inspirasi dan menjadi suatu motivasi menjadi lebih baik.

Aku kurang nyaman membaca status seorang teman yang membenci hidupnya. aku tak tahu kehidupan seperti apa atau beban apa yang sedang ditanggungnya tapi bila kita membenci hidup ini kita akan menarik kesedihan, menarik keluhan, tak bisa menghargai kebaikan apa pun yang kita terima, menarik para penjahat dan para pengkhianat di dalam hidup kita.


Mulai dari hari ini yuk cintai hidup kita. HIDUP KITA ITU KISAH SERU LO… BENERAN DEH… kita gak perlu menjadi atau hidup seperti orang lain. Temukan kebahagiaan kita dari hal-hal yang sederhana, mungkin dengan menikmati secangkir kopi di minggu pagi, tidur seharian, berenang, nonton film seru (yang penuh desahan dan teriakan *stttttt jangan porno yak), membaca buku, nulis, atau apa pun yang kita senangi (tapi yang positifnya chuy….). Apa pun yang bisa buat kita bahagia lakuin aja.


Mulai saat ini nekat aja menyukai hidup kita apa adanya. Rasanya kita mungkin tak akan pernah cukup bangkrut, cukup sakit, cukup jelek, cukup bodoh, cukup gagal hanya untuk membuat kita bahagia. Menulis kisahkisah seru yang pernah ada dalam hidup ini. atau mungkin kita punya orang tua yang tak peduli, dikhianati seseorang, atau dilukai orang-orang yang kita penjahat di luar sana. Lepaskan mereka yang tinggal gratis dan mengganggu pikiran kita. Mungkin kemarahan bisa membuat kita bertahan hidup, tapi keyakinan juga bisa kata Kurt Wagner di film X-Men 2 (korban film dikit)


Yakin deh saat kita nekat menyukai hidup dan diri kita apa adanya, kita menarik orang-orang baik yang akan menyukai kita apa adanya, menemukan seseorang yang punya hobi yang sama dengan kita, terkadang bahkan bila kita benar-benar mencintai hidup ini hari-hari akan seperti keajaiban. Tak ada siapa pun yang akan melukai kita, toh tak masalah karena kita selalu memilih untuk ceria dan bahagia. Seperti Kurt Wagner yang mengerikan itu, keyakinan juga bisa. Tapi Keyakinan Butuh Syukur Dan Kesabaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar