Caci-Maki itu telah jadi ‘Makanan’ Sehari-hari

Atas nama kebebasan dan berlindung di balik identitas palsu, lalu sebebas-bebasnya melontarkan cacian, makian, dan hinaan di dunia maya. Sungguh menjadikan kita manusia yang hidup dalam kebablasan dan kehilangan kesejatian sebagai manusia. Apakah karena kita sebagai pelakunya hanyalah manusia palsu?

Ada fenomena menarik dalam hidup kekinian di dunia lain. Dunia yang bernama dunia maya. Dimana orang-orang bisa memiliki kehidupan tersendiri. Hidup dengan watak sesungguhnya atau hidup dengan kepribadian berbeda sebatas kata-kata.

Hanya hidup di dunia nyata tanpa terjun menelusuri dunia maya rasanya ada sesuatu yang kurang afdol. Sekarang dari anak-anak sampai kakek-nenek pun tak mau ketinggalan untuk ambil bagian. Demi tuntutan atau gaya hidup. Apalagi yang remaja.

Dengan adanya penciptaan dunia maya oleh maya, harus diakui faedahnya yang luar biasa bagi kemajuan dan peradaban.
Namun yang memprihatinkan dengan adanya dunia maya telah lahir kejahatan dan penyesatan.
Di mana di dunia maya kita bisa dengan mudah berlindung di balik identitas palsu. Menyamarkan keberadaan, sehingga memberi peluang untuk berbuat semauanya. Membebaskan melakukan sesuatu tanpa batas.

Salah satunya adalah dengan tanpa beban melontarkan caci-maki yang sambung menyambung.
Gara-gara idola berbeda. Para fans mati-matian membela idola dengan saling melempar cacian, makian, dan hinaan seperti membuang ludah di pinggir jalan.
Demi membela klub sepak bola yang berdua, kedua pihak rela mengeluarkan kata-kata kotor sampai bawa-bawa alat vital. Tak ketinggalan nama hewan disematkan.

Karena keyakinan berbeda saling melontarkan kata-kata kebencian. Menghujat nabi masing-masing dan melecehkan keyakinan. Di dunia maya sudah dianggap hal biasa dan seperti bukan hal yang berdosa.
Setiap hari bila berselancar mengelilingi jagat maya. Kata-kata cacian dan makian akan mudah ditemukan. Bertebaran bagai sampah yang menjijikan.

Mengerikan. Bahwa kebebasan atas pikiran dan kata-kata yang dimiliki sejatinya dipelihara untuk kebaikan dan kemanfaatan. Dengan mudah digunakan untuk membakar kebencian dan menciptakan permusuhan.
Entah keuntungan apa yang didapat, sehingga caci-maki dipelihara. Demikian bergairahnya mengetikan kata demi kata kata-kata sambil tersenyum puas. Merasakan yang dicaci gelagapan dan kehilangan muka, senangnya minta ampun.

Ya ampun, sampai segitunya? Dunia maya gitu loh! Maya tapi dapat menghasilkan kerugian yang nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar